March 27, 2011

Sekaten di Jogja

.Sekatenan Di Yogyakarta
Setelah Di jepang Kita Beralih ke Negara kita sendiri, Indonesia. Disini kita akan membahas Tentang  Sekatenan yang hadir setiap Peringatan hari mauled nabi besar Muhammad SAW.
Bagaimana Kita tahu ini hanya sebuah perayaan yang secara turun temurun menghiasi wajah penduduk Jogja  hingga sekarang yuk kita bahas upacara ini lebih lanjut.

~Pengenalan
Dari Sumber yang saya dengar dari bapak Hendro Suryadi, yaitu warga jogja itu sendiri sekatenan ada untuk memperingatan maulud nabi muhammad saw. Seperti halnya kebiasaan orang jawa khususnya jogja acara sekatenan dan grebek maulud sering dilakukan oleh pihak pemerintah jogja dalam menyambut hari maulid nabi.
Acara Sekatenan kemarin dibuka Wakil Gubernur Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Paku Alam IX, dan berlangsung hingga 20 Maret, dengan menggelar berbagai atraksi seni dan budaya serta ekonomi.
Menurut informasi yang saya dapat dari orang jogja, Perayaan sekaten ini diantaranya meliputi "Sekaten Sepisan" yakni dibunyikannya dua perangkat gamelan Kyai Nogowilogo dan Kyai Guntur Madu, kemudian pemberian sedekah `Ngarso Dalem` Sri Sultan HB X berupa `udhik-udhik` (menyebar uang) dan kemudian diangkatnya kedua gamelan menuju Masjid Agung Yogyakarta dan ditutup dengan Garebeg.
Sedangkan keramaian penunjang berisi kesenian rakyat tradisional yang menyertai upacara tradisional seperti penjaja makanan tradisional, mainan tradisional serta kesenian rakyat tradisional.


~Sejarah Sekaten
Sekaten sebenarnya adalah suatu rangkaian kegiatan yang diadakan oleh Keraton Kasultanan Ngayogyakarta dan masyarakat setempat untuk memperingati hari lahir atau maulid Nabi Muhammad SAW. Peringatan ini meliputi beberapa macam kegiatan, mulai dari ritual keagamaan sampai apresiasi seni dan budaya. Ohya, termasuk pasar malam dengan berbagai wahana hiburan rakyatnya juga. Ternyata budaya sekaten yang ada ini udah terlaksana sejak dulu banget lho, tepatnya sejak kerajaan Demak mulai berkuasa di wilayah Jogja. Kerajaan Demak adalah kerajaan Islam pertama di Jawa yang berdiri setelah Majapahit runtuh pada tahun 1400 Saka atau 1478 Masehi. Keruntuhan Majapahit diperingati dengan candrasengkala ”Sirna Hilang Kertaning Bumi”. Raja Demak yang pertama adalah Raden Patah yang bergelar Sultan Bintara.

Raden Patah, sebagai raja Islam, bertekad untuk memajukan tersiarnya agama Islam di seluruh kerajaan. Dia berupaya membuat rakyatnya memeluk dan meyakini Islam sebagai agama mereka, termasuk masyarakat yang telah memeluk agama hindu. Demi cita-cita itu, Raden Patah akhirnya mengadakan pertemuan dengan para wali sembilan, di antaranya adalah Sunan Ampel, Sunan Gresik, Sunan Giri, Sunan Bonang, Sunan Kudus, Sunan Muria, Sunan Kalijaga, Sunan Drajat, dan Sunan Gunung Jati. Pertemuan itu membahas cara menyiarkan Islam di tanah Jawa. Sunan Kalijaga mempunyai usul tentang penyiaran agama Islam agar diterima oleh masyarakat yang sejak dahulu memeluk agama Hindu. Usul Sunan Kalijaga tersebut adalah dengan membiarkan tetap dilaksanakannya adat atau tata cara dalam agama Hindu, tetapi dimasuki pelajaran Islam, misalnya semedi yang diganti dengan sholat, sesaji yang diganti dengan zakat fitrah, dan keramaian yang dialihkan menjadi memperingati hari-hari besar Islam.

Karena masyarakat suka dengan gamelan, maka di hari peringatan kelahiran Nabi Muhammad SAW diadakanlah acara tabuh gamelan agar orang-orang tertarik dan berkumpul. Saat itulah mereka diberi 'ceramah' tentang dasar-dasar agama Islam, salah satunya tentang syahadatain. Dari bahasa arab 'syahadatain' lah kata sekaten berasal. Dua kalimat syahadat, adalah ikrar yang harus diucapkan pertama-tama ketika seseorang masuk Islam, yang artinya tiada Tuhan selain Allah dan Nabi Muhammad adalah utusan Allah. Kalimat syahadat itu juga ditulis di atas pintu gerbang masjid. Karena banyak orang yang datang berduyun-duyun ke masjid dan banyak yang bermalam, maka banyak pula orang yang berjualan di sekitar masjid dan alun-alun.

Pada perayaan itu, para Bupati pesisir juga datang ke alun-alun sebelum tanggal 12 Mulud dan membuat perkemahan di sana. Kemudian mereka menghadap Raja dan menggiringnya ke masjid. Karena banyaknya orang yang menggiring raja tersebut, timbul perkataan ”Garebeg” yang berasal dari kata ”anggrubyung” yang berarti menggiring. Sampai sekarang, tradisi ini masih dipertahankan dalam bentuk arak-arakan gunungan oleh prajurit-prajurit keraton.

~Pengertian Sekaten
Sekaten berhubungan eratdengan proses Islamisasi di Jawa. Masyarakat Jawa gemar aka gamelan maka oleh Sunan Kalijaga Alat itu dipakai untuk menyiarkan agama Islam. Gamelan yang dipakai itu oleh Sunan Kalijaga diberi nama Kyai Sekati. Adapun maksudnya adalah untuk memperlambangkan agama Islam.
Setiap tahun sekali diMasjid Agung yaitu pada bulan Maulud diadakan tablikakbar atas prakarsa Sunan Kalijaga. Tabligh ini untuk memperingatti Maulud Nabi Muhhamad S.a.w. dan pada waktu itu sebagai musyawarah para wali.
Seusai perkembangan jaman sekaten dikemas sedemikian rupa hingga dapat menarik masyarakat. Pada hari Maulud Nabi, gamelan Kyai Sekati ditabuh bertalu talu dengan tidak hentinya.
Jadi disini penulismengartikan pengertian sekaten adalah : Suatu upacara keagamaan, dimana gamelan dibunyikan dihalaman Masjid dengan tujuan agar orang masuk Masjid dengan membaca dua kalimat syahadat.

~opini
Wah Menarik ya budaya yang ada di Indonesia Ini apa kita bangga memiliki Tradisi Tersegut? Harus!! Karena kita sendiri juga wajib untuk mengamalkan tradisi tersebut agar tidak punah,agar anak cucu kita kelak bias merasakan budaya kita yang begitu hebat dan menarik budaya kita di Indonesia.
Jadi,Tetaplah mencintai budaya kita sendiri Guys,jangan termakan oleh zaman masuknya budaya lain ke kita bukan jdi penghalang untuk kita mempertahankan budaya kita sendiri

Sudoku

·     Sudoku
Setelah Origami dan Matsuri,Kita beralih ke permainan yang paling terkenal yaitu “Sudoku”. Dimana kalian pasti sudah pernah mengfenalnya kan..?? Baik kita simak semuany lebih lanjut…

~Sejarah Sudoku
Menurut Wikipedia Permainan seperti sudoku sudah dikenal sejak tahun 1979 di majalah Dell Magazines dengan nama Number Place. Permainan ini didesain oleh Howard Grans. Permainan ini dikenal di Jepang pada tahun 1984, dimuat di Majalah Bulanan Nikoli, dengan nama Suuji Wa Dokushin Kagiru. Selanjutnya puzzle ini dikenal sebagai Su-Doku (orang Jepang memang biasa menyingkat2 nama).
Tahun 1986, Nikoli membuat aturan baru dalam permainan Sudoku, yaitu :
1. Nomor yang disertakan dalam soal tidak boleh lebih dari 32 buah.
2. Soal haru simetris.

Tahun 2004, permainan ini mulai dikenalkan di Inggris, dan diterbitkan pertama kali di The Times, 12 November 2004, tetap menggunakan nama Sudoku.

Sejak saat itu permainan Sudoku menjadi mendunia dan menjadi booming di mana-mana. Sayang sekali, Howard Grans sebagai penemunya tidak sempat melihat populernya permainan ini, karena ia sudah meninggal sejak tahun 1989.

~Cara Bermain Sudoku
Disini kita simak bagaimana cara bermain Sudoku yang benar. Secara garis besar sebagai berikut: Isilah kotak 9x9 itu agar setiap kolom, setiap baris dan setiap kotak kecil 3x3 berisi angka dari 1 sampai 9. Setiap kotak 3x3 harus berisi angka dari 1 sampai dengan 9 tanpa ada pengulangan (angka yang sama).Demikianlah,setiap baris vertikal (membujur) maupun garis horizontal (melintang) berisi angka dari satu sampai dengan sembilan, tanpa adanya pengulangan. Tampaknya aturannya mudah, tapi sebenarnya cukup sulit, dan sementara itu banyak variasi bentuk sudoku dengan berbagai tingkat kesulitan.

Sudoku merupakan singkatan dari frasa yang agak panjang: suji wa dokushin ni kagiru, artinya angka hanya boleh muncul sekali saja. Sudoku menadi merek dagang dari penerbit teka-teki Nikoli Co.,Ltd. di Jepang. Pada awalnya teka-teki modern ini diciptakan oleh seorang Amerika, Howard Garns pada tahun 1979 dan diterbitkan oleh Majalah Dell dengan nama “Number Place”. Kemudian menjadi popular di Jepang pada tahun 1986 ketika diterbitkan oleh Nikoli Co.,Ltd. dengan nama sudoku. Yang menjadi hit internasional pada tahun 2005.

Pada turnamen dunia Sudoku (di Wina, Austria) yang baru lalu (diikuti 32 negara), tim Jepang menjadi juara, dan seorang mahasiswa Universitas Tokyo menjadi juara ke-2 perseorangan.


~Opini
Ternyata permainan yang telah turun temurun itu ada juga selain di Indonesia. Menarik,dan bagus untuk kita pelajari Pula.
Namun jangan lupa Untuk trus melestarikan budaya kita sendiri yang telah turun temurun menemani kita selama ini.^^
March 19, 2011

Matsuri

~Matsuri
Negara Jepang kaya dengan berbagai kebudayaan leluhurnya yang beraneka ragam. Walaupun saat ini perkembangan teknologi di Jepang terus up date dalam hitungan perdetik , namun sisi tradisional masuh terus dilestarikan hingga sekarang ini. Berikut ini adalah salah satu dari berbagai macam kebudayaan Jepang yang masih terus berlangsung hingga saat ini :



-Pengenalan Matsuri
Matsuri (, Matsuri) adalah kata dalam bahasa Jepang yang menurut pengertian agama Shinto berarti ritual yang dipersembahkan untuk Kami, sedangkan menurut pengertian sekularisme berarti festival, perayaan atau hari libur perayaan.
Matsuri diadakan di banyak tempat di Jepang dan pada umumnya diselenggarakan jinja atau kuil, walaupun ada juga matsuri yang diselenggarakan gereja dan matsuri yang tidak berkaitan dengan institusi keagamaan. Di daerah Kyushu, matsuri yang dilangsungkan pada musim gugur disebut Kunchi.
Sebagian besar matsuri diselenggarakan dengan maksud untuk mendoakan keberhasilan tangkapan ikan dan keberhasilan panen (beras, gandum, kacang, jawawut, jagung), kesuksesan dalam bisnis, kesembuhan dan kekebalan terhadap penyakit, keselamatan dari bencana, dan sebagai ucapan terima kasih setelah berhasil dalam menyelesaikan suatu tugas berat. Matsuri juga diadakan untuk merayakan tradisi yang berkaitan dengan pergantian musim atau mendoakan arwah tokoh terkenal. Makna upacara yang dilakukan dan waktu pelaksanaan matsuri beraneka ragam seusai dengan tujuan penyelenggaraan matsuri. Matsuri yang mempunyai tujuan dan maksud yang sama dapat mempunyai makna ritual yang berbeda tergantung pada daerahnya.
Pada penyelenggaraan matsuri hampir selalu bisa ditemui prosesi atau arak-arakan Mikoshi, Dashi (Danjiri) dan Yatai yang semuanya merupakan nama-nama kendaraan berisi Kami atau objek pemujaan. Pada matsuri juga bisa dijumpai Chigo (anak kecil dalam prosesi), Miko (anak gadis pelaksana ritual), Tekomai (laki-laki berpakaian wanita), Hayashi (musik khas matsuri), penari, peserta dan penonton yang berdandan dan berpakaian bagus, dan pasar kaget beraneka macam makanan dan permainan.

-Sejarah Matsuri
Matsuri berasal dari kata matsuru (祀る, matsuru? menyembah, memuja) yang berarti pemujaan terhadap Kami atau ritual yang terkait. Dalam teologi agama Shinto dikenal empat unsur dalam matsuri: penyucian (harai), persembahan, pembacaan doa (norito), dan pesta makan. Matsuri yang paling tua yang dikenal dalam mitologi Jepang adalah ritual yang dilakukan di depan Amano Iwato.
Matsuri dalam bentuk pembacaan doa masih tersisa seperti dalam bentuk Kigansai (permohonan secara individu kepada jinja atau kuil untuk didoakan dan Jichinsai (upacara sebelum pendirian bangunan atau konstruksi). Pembacaan doa yang dilakukan pendeta Shinto untuk individu atau kelompok orang di tempat yang tidak terlihat orang lain merupakan bentuk awal dari matsuri. Pada saat ini, Ise Jingū merupakan salah satu contoh kuil agama Shinto yang masih menyelenggarakan matsuri dalam bentuk pembacaan doa yang eksklusif bagi kalangan terbatas dan peserta umum tidak dibolehkan ikut serta.
Sesuai dengan perkembangan zaman, tujuan penyelenggaraan matsuri sering melenceng jauh dari maksud matsuri yang sebenarnya. Penyelenggaraan matsuri sering menjadi satu-satunya tujuan dilangsungkannya matsuri, sedangkan matsuri hanya tinggal sebagai wacana dan tanpa makna religius.
~Opini
Sebagai warga Negara Indonesia,Budaya sangatlah penting. Oleh sebab itu wajar kalau kita ingin mempelajari budaya dari Negara lain,Meski begitu haruslah kita tetap mencintai budaya kita sendiri.

Ikebana

~Ikebana
Pasti kalian dah tahu banget apa itu ikebana.?? Yups,itu adalah seni merangkai bunga dari jepang. Ikebana adalah seni merangkai bunga ala Jepang. Merangkai bunga Ikebana tidak hanya sekedar dan semudah menempatkan bunga2 kedalam Vas (container), akan tetapi merupakan bentuk disiplin seni dimana merupakan rangkaian yang hidup yang menyatu antara kejiwaan manusia dengan alam sekitarnya, dengan kata lain Ikebana adalah sebuah philosofi untuk lebih mendekat dengan alam.
Ikebana juga adalah sebuah ekspresi yang kreatif dalam bingkai aturan untuk membuat rangkaiannya. Materi yang digunakan antara lain ; ranting-ranting, daun-daun, bermacam-macam bunga dan rerumputan yang dirangkai sedemikian rupa sehingga menjadi sebuah kombinasi warna, bentuk alamiah, dan lain-lain. Bagi yang belum tau,nih saya kasi referensinya mengenai ikebana,okey.

-Sejarah
Ikebana sebagai salah satu seni tradisional di Jepang sudah dikenal lebih dari 600 tahun yang lalu. Bermula sebagai acara ritual dari agama Budha dalam rangka memberikan persembahan bunga kepada arwah leluhur.
Sejak sekitar pertengahan abad ke-15, Ikebana berubah statusnya dari yang sebelumnya sebagai symbol keagamaan menjadi bentuk seni yang bebas. Yang kemudian lambat laun sejalan dengan perjalanan waktu, tumbuh sekolah-sekolah Ikebana, terjadi perubahan stile dan menjadi lebih sederhana untuk semua lapisan masyarakat Jepang.
-Siapa saja Perangkai Ikebana?
Memang sebagian besar para perangkai Ikebana adalah dari kaum perempuan, tetapi ada juga dari kaum lelaki yang suka merangkai Ikebana, bahkan ada beberapa perangkai Ikebana laki-laki yang handal.
Ikebana selain sebuah seni, sekarang juga sudah menjadi pekerjaan atau mata pencarian bagi kaum perempuan dan laki-laki.
-Macam-macam Aliran Ikebana
Ada banyak aliran Ikebana di Jepang diantaranya yang dikenal adalah ; Chiko, Ichiyo, Ikenobo, Koryu, Kozan, Mishoryu, Ohara, Ryusei-Ha, Saga Goryu, Shinpa Seizan, Shofu Kadokai, Sogetsu, dll.
Saat ini yang ada di Indonesia serta resmi dan terdaftar pada The Japan Foundation, Jakarta ada 7(tujuh) Aliran yaitu ; Ichiyo, Ikenobo, Koryu, Mishoryu, Ohara, Sogetsu dan Shofu Kadokai.
March 12, 2011

Harajuku

BAB IV
Setelah Visual Kei yang kita bahas tadi,sekarang kita bahas tentang harajuku. Dimana Budaya ini sudah sangat dikenal, hampir di seluruh dunia. Baik kita coba liat yak baik sejarah dan komunitas-komunitasnya yang ada di Indonesia maupun di Negara lahirnya Harajuku itu sendiri.
Cekidot :

2.      Pengenalan  Harajuku
Menurut Wikipedia Harajuku (原宿)adalah sebutan populer untuk kawasan di sekitar Stasiun JR Harajuku, Distrik Shibuya, Tokyo. Kawasan ini terkenal sebagai tempat anak-anak muda berkumpul. Lokasinya mencakup sekitar Kuil Meiji, Taman Yoyogi, pusat perbelanjaan Jalan Takeshita (Takeshita-dōri), department store Laforet, dan Gimnasium Nasional Yoyogi. Harajuku bukan sebutan resmi untuk nama tempat, dan tidak dicantumkan sewaktu menulis alamat.

Sekitar tahun 1980-an, Harajuku merupakan tempat berkembangnya subkultur Takenoko-zoku. Sampai hari ini, kelompok anak muda berpakaian aneh bisa dijumpai di kawasan Harajuku. Selain itu, anak-anak sekolah dari berbagai pelosok di Jepang sering memasukkan Harajuku sebagai tujuan studi wisata sewaktu berkunjung ke Tokyo.

Sebetulnya sebutan "Harajuku" hanya digunakan untuk kawasan di sebelah utara Omotesando. Onden adalah nama kawasan di sebelah selatan Omotesando, namun nama tersebut tidak populer dan ikut disebut Harajuku.

2.1 Sejarah Harajuku
Sebelum zaman Edo, Harajuku merupakan salah satu kota penginapan (juku) bagi orang yang bepergian melalui rute Jalan Utama Kamakura. Tokugawa Ieyasu menghadiahkan penguasaan Harajuku kepada ninja dari Provinsi Iga yang membantunya melarikan diri dari Sakai setelah terjadi Insiden Honnōji.

Di zaman Edo, kelompok ninja dari Iga mendirikan markas di Harajuku untuk melindungi kota Edo karena letaknya yang strategis di bagian selatan Jalan Utama Kōshū. Selain ninja, samurai kelas Bakushin juga memilih untuk bertempat tinggal di Harajuku. Petani menanam padi di daerah tepi Sungai Shibuya, dan menggunakan kincir air untuk menggiling padi atau membuat tepung.

Di zaman Meiji, Harajuku dibangun sebagai kawasan penting yang menghubungkan kota Tokyo dengan wilayah sekelilingnya. Pada tahun 1906, Stasiun JR Harajuku dibuka sebagai bagian dari perluasan jalur kereta api Yamanote. Setelah itu, Omotesando (jalan utama ke kuil) dibangun pada tahun 1919 setelah Kuil Meiji didirikan.

Setelah dibukanya berbagai department store pada tahun 1970-an, Harajuku menjadi pusat busana. Kawasan ini menjadi terkenal di seluruh Jepang setelah diliput majalah fesyen seperti Anan dan non-no. Pada waktu itu, kelompok gadis-gadis yang disebut Annon-zoku sering dijumpai berjalan-jalan di kawasan Harajuku. Gaya busana mereka meniru busana yang dikenakan model majalah Anan dan non-no.

Sekitar tahun 1980-an, Jalan Takeshita menjadi ramai karena orang ingin melihat Takenoko-zoku yang berdandan aneh dan menari di jalanan. Setelah ditetapkan sebagai kawasan khusus pejalan kaki, Harajuku menjadi tempat berkumpul favorit anak-anak muda. Setelah Harajuku makin ramai, butik yang menjual barang dari merek-merek terkenal mulai bermunculan di Omotesando sekitar tahun 1990-an.

2.2 Sejarah Trend Harajuku di Jepang
Jepang adalah tempat di mana setiap orang bersifat individu - tapi suka berada dalam kelompok. Jika Anda mengunjungi taman pada jam tertentu di setiap hari Sabtu, Anda akan melihat ratusan anak laki-laki berpakaian seperti penyanyi rock dan skater, menari dengan alunan musik rock and roll ... mereka sangat serius. Jadi tidak mengherankan juga jika anak perempuan ingin menampilkan mode inovatif yang tidak ada atau belum pernah terlihat sebelumnya, mereka ingin melakukannya di tempat yang sama, pada waktu yang sama. Dan tempat itu adalah distrik Harajuku di Tokyo.

Istilah "Gadis Harajuku" telah digunakan oleh media berbahasa Inggris untuk menggambarkan remaja yang berpakaian dalam setiap gaya busana yang berada di wilayah Harajuku. Mode ini mempengaruhi beberapa gaya diantaranya membuat bentuk gaun yang unik. Salah satu gaya yakni, Kawaii, sangat tenar pada 1990-an. Kawaii menjadi ungkapan populer yang berarti ada sesuatu yang lucu atau cantik.
Harajuku Girl

Kawaii adalah bentuk perlawanan dalam gaya dan budaya, yang terkait dengannya tidak akan dilihat sebagai sesuatu yang menarik oleh generasi tua. Ide dari Kawaii adalah budaya pemuda yang berbeda yang terpisah dengan budaya tradisional; berupa cyber-punk untuk menunjukkan keberadaannya.Gaya ini dipengaruhi oleh fashion gothic dengan menggabungkan warna-warni neon dan metalik. Gaya ini tidak sepopuler pada taun 1990-an

Fashion Harajuku mendapatkan namanya dari distrik Harajuku di Tokyo. Semua aktifitas 'diaktifkan' di harajuku, anak-anak muda pergi ke sana untuk mengeksplorasi berbagai toko pakaian dan berkumpul di taman Yoyogi, di kafe di jalan Omotesando atau sepanjang perjalanan arah ke kuil Meiji. Dengan tujuan menampilkan kreasi terbaru harajuku mereka bagi wisatawan dan juga untuk teman-teman mereka.

Harajuku menjadi terkenal pada 1980-an karena artis jalanan dan remaja bebas berpakaian yang berkumpul di sana pada hari Minggu ketika Omotesando ditutup untuk lalu lintas. Omotesando adalah jalan yang sangat panjang dengan kafe dan butik fashion kelas atas dan sangat populer bagi penduduk sekitar dan turis. Berjalan kaki di hari minggu dan merupakan tempat yang sempurna untuk bertemu, memutar musik dan memamerkan diri!

2.3 Komunitas Harajuku Di Indonesia
Seperti Halnya di Jepang, Indonesia juga terjangkit wabah Harajuku. Berbagai Daerah di Indonesia banyak yang menjadi Destinasi para Pecinta Harajuku Style di Indonesia, Seperti Bali, Dan yang terbesar bias di bilang terdapat di daerah jawa barat tepatnya Bandung.
Meski Berbeda mereka tetap menyemarakan bagaimana seru,dan senangnya berdandan seperti itu, Dengan mengikuti Event yang sering diadakan untuk unjuk kebolehan mereka. Banyak situs dan berbagai media untuk mempromosikan kreasi mereka agar lebih dipandang pleh orang lain.
Perbedaan antara gaya harajuku Indonesia da jepang jelas terlihat berbeda, namun meski begitu orang Indonesia tetap menyukai gaya ini meski banyak kecaman yang menggagu kreativitas mereka.

~OPINI
Untuk Bab ini kita membahas tentang tatanan gaya yang terkenal di jepang “Visual Kei” dan “Harajuku”. Meski begitu persamaan dari keduanya hampir sama, hamper jelas dibedakan untuk orang awam.
Indonesia yang terjangkit wabah Style ini pun tidak kalah seru dengan di jepang,mereka berlomba-loomba untuk unjuk kebolehan mereka melalui kostum yang mereka desain.
Dari berbagai orang yang saya temui di dunia Fashion ala Jepang ini dariberbagai situs, banyak diantara mereka yang masih duduk di bangku sekolah. Mereka rela menghabiskan berpuluh,bahkan beratus ribu hanya untuk mendapatkan, dan membuat kostum yang diinginkan oleh meraka.
Banyak dari mereka Rela untuk tidak makan siang saat istirahat di sekolah hanya untuk masalah style ini. Walhasil banyak kecaman dari berbagai pihak tentang “Harajuku” dan “Visual Kei Tersebut”.
Sekarang kita telaah, Apakah wabah ini baik untuk generasi muda kita sekarang? Apakah ini salah satu bentuk penyimpangan budaya yang ada di Indonesia, jelas sekali budaya asli kita sama sekali tidak di hiraukan, meski saya juga termasuk orang yang suka oleh hal yang berbau Jepang namun dari beberapa orang yang saya temui di berbagai Event tersebut saya bertanya oleh mereka “Apakah seru mengenakan kostum itu?” Dan jawaban mereka kebanyakan adalah “seru.”

Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Harajuku
March 11, 2011

Visual Kei

BAB IV
.Penjelasan Visual Kei dan Harajuku

   Di bab ini kita tetap akan membahas tentang Jepang,sekarang kita akan membahas tentang visual kei dan harajuku, dimana harajuku sudah sering dan banyak dikenal sebagai gaya anak muda di Jepang saat ini, Begitu pula tentang Visual Kei. Yang kalian tahu Visual Kei adalah aliran music di jepang, tapi tidak demikian adanya.
   Sama seperti Harajuku, Visual Kei adalah Gaya anak muda di Jepang saat ini. Hampir sama tapi ada Perbedaannya, Ppun Perbedaannya Yuk kita liat perbedaan antara “Harajuku” Dan Visual Kei Berikut ini :

1.Visual Kei

1.1 Pengenalan

   Mungkin banyak diantara dari kalian sudah ada yang mengenal,dan ada yang belum mengenal apa itu “Visual Kei”. Visual Kei (Kita singat menjadi VK) merupakan penggabungan dari kata “Visual” (dari bahasa Inggris) dan “Kei” (Dari bahasa Jepang) , yang berarti “gaya”. Dengan demikian kalian pasti bias menebak apa itu VK? Jika komunitas Punk itu berasal dari London, Inggris, Maka Visual Kei berasal Dari Jepang.

   Visual Kei, Populer pada tahun 1990 yang mengacu pada J-Rock (Japanese Rock). Gerakan ini ditandai dengan munculnya band yang kerapmengenakanpakaian yang dramatis dengan imej Visual untuk menambahperhatian. Sebagian penggemar Visual Kei di Jepang adalah kaum hawa, Dan remaja putri.

   Anggota Band Visual Keisering sekali memakai make up yang mencolok, dengan tatanan rambut yang dramatis dan memakai kostum yang sangat mencolok, dan rumit. Meski kebanyakan adalah kaum adam yang mendominasi Visual Kei, anggota band sering sekali berdandan dan ber-make up sehingga menampilkan kesan Feminim atau “Androgynous”. Namun pada akhirnya sebagian band kembali pada imej awal yang warna-warni dan fantastic yang di ilhami dari game RPG Dan Anime.



1.2 Sejarah

   Awal mulanya Visual Kei ada setelah perang dunia ke-2. Saat itu terdapat gerakan untuk mengekspresikan tindakan mereka, tidak melalui lisan maupun tulisan, melainkan lewat gaya. Mereka menggunakan berbagai aksesoris dan pakaian serta berperilaku layaknya wanita. Mereka tidak hanyamengutarakan pendapat lewat tulisan, berbicara dan sebagainya, tapi juga lewat penampilan.

1.3 Band yang menganut Visual Kei

   Visual Kei Band yang banyak diartikan sebagian utama dari gaya Visual, tidak mengacu pada satu aliran music tertentu. Ada yang menyanyikan aliran musik Rock, hard rock seperti : Luna Sea, Akice Nine, Dir en Grey, Penicilin, Due’le Quartz, Plastic Tree, Musik Gothic dan neoclassic seperti : Malize Mizer, Moi Dix Mois, Rntrer en Soi, D’es Pairs Ray, dan Phantasmagonia, Light Rock dan Pop Seperti : L’Arc~en~Ciel,Glay, Shazna, dan music Heavy Metal dan Ballad seperti : X-Japan Loudness, Buck-Tick, Sex Machine Gun, Musik industrial, Punk dan techno kadang-kadang masuk kedalamnya, Dengan mengambil genre dalam arti luas, sebagian besar kembali memutuskan beberapa jenis music rock.

Alice Nine

The Gazette









L'Arc~en~CielSumber : id.wikipedia.org/wiki/Visual_Kei  (Dengan Perubahan) 
March 06, 2011

Budaya minum Teh (Lanjutan)

-Tata Cara Pelaksanaan Dan Arti

Teh disiapkan secara khusus oleh orang yang mendalami seni upacara minum teh dan dinikmati sekelompok tamu di ruangan khusus untuk minum teh yang disebut chashitsu. Tuan rumah juga bertanggung jawab dalam mempersiapkan situasi yang menyenangkan untuk tamu, seperti memilih lukisan dinding (kakejiku), bunga (chabana), dan mangkuk keramik yang sesuai dengan musim dan status tamu yang diundang.

Teh bukan cuma dituang dengan air panas dan diminum, tapi juga sebagai seni dalam arti luas. Upacara minum teh mencerminkan kepribadian dan pengetahuan tuan rumah yang mencakup antara lain tujuan hidup, cara berpikir, agama, apresiasi peralatan upacara minum teh dan cara meletakkan benda seni di dalam ruangan upacara minum teh (chashitsu) dan berbagai pengetahuan seni secara umum yang bergantung pada aliran upacara minum teh yang dianut.

Seni upacara minum teh memerlukan pendalaman selama bertahun-tahun dengan penyempurnaan yang berlangsung seumur hidup. Tamu yang diundang secara formal untuk upacara minum teh juga harus mempelajari tata krama, kebiasaan, basa-basi, etiket meminum teh dan menikmati makanan kecil yang dihidangkan.

Pada umumnya, upacara minum teh menggunakan teh bubuk matcha yang dibuat dari teh hijau yang digiling halus. Upacara minum teh menggunakan matcha disebut matchadō, sedangkan bila menggunakan teh hijau jenis sencha disebut senchadō.

Dalam percakapan sehari-hari di Jepang, upacara minum teh cukup disebut sebagai ocha (teh). Istilah ocha no keiko bisa berarti belajar mempraktekkan tata krama penyajian teh atau belajar etiket sebagai tamu dalam upacara minum teh.

Kesimpulan (Bab III)
Dari Kesimpulan dibab ini kita tahu akan sesuatu :
1. Upacara minum teh merupakan warisan leluhur dan merupakan salah satu bentuk kebudaan tradisional Jepang yang unik dan berkarakter karena merupakan acara spiritual sekaligus pembelajaran dalam menghargai orang lain yang kemudian menjadi spirit masyarakatnya untuk membangun Jepang
2. Upacara minum teh (sadō, chadō) adalah ritual tradisional Jepang dalam menyajikan teh untuk tamu.
3. Produksi teh dan tradisi minum teh dimulai sejak zaman Heian setelah teh dibawa masuk ke Jepang oleh duta kaisar yang dikirim ke dinasti Tang.
4. Acara minum teh merupakan sarana pertukaran pengalaman spiritual antara pihak tuan rumah dan pihak yang dijamu.
5. Acara minum teh merupakan budaya yang masih bertahan hingga sekarang.


Dan Dari kelima hal itu,kita tahu bahwa jepang adalah sebuah Negara yang menjunjung tinggi kebudayaanny hingga kini.

Budaya minum Teh

~Budaya Minum Teh Dijepang
   

Di Bab Ini saya akan menjelaskan tentang kebudayaan minum the di jepang,dimana minum the di masyarakat jepang itu sangat penuh dengan adat dan tata kerama yang sopan dan santun. Dimulai dari sejarah teh, Hingga masuk ke jepang itu sendiri.

Sejarah perkembangan the cukup panjang bisa dibilang,dimulai dari China tepatnya saat dynasty Tang. Menurut Wikipedia, Lu Yu (Riku U) adalah seorang ahli teh dari dinasti Tang di Tiongkok yang menulis buku berjudul Ch'a Ching () atau Chakyō (bahasa Inggris: Classic of Tea). Buku ini merupakan ensiklopedia mengenai sejarah teh, cara menanam teh, sejarah minum teh, dan cara membuat dan menikmati teh.
Produksi teh dan tradisi minum teh dimulai sejak zaman Heian setelah teh dibawa masuk ke Jepang oleh duta kaisar yang dikirim ke dinasti Tang. Literatur klasik Nihon Kōki menulis tentang Kaisar Saga yang sangat terkesan dengan teh yang disuguhkan pendeta bernama Eichu sewaktu mengunjungi Provinsi Ōmi di tahun 815. Catatan dalam Nihon Kōki merupakan sejarah tertulis pertama tentang tradisi minum teh di Jepang.
Pada masa itu, teh juga masih berupa teh hasil fermentasi setengah matang mirip Teh Oolong yang dikenal sekarang ini. Teh dibuat dengan cara merebus teh di dalam air panas dan hanya dinikmati di beberapa kuil agama Buddha. Teh belum dinikmati di kalangan terbatas sehingga kebiasaan minum teh tidak sempat menjadi populer.
Di zaman Kamakura, pendeta Eisai dan Dogen menyebarkan ajaran Zen di Jepang sambil memperkenalkan matcha yang dibawanya dari Tiongkok sebagai obat. Teh dan ajaran Zen menjadi populer sebagai unsur utama dalam penerangan spiritual. Penanaman teh lalu mulai dilakukan di mana-mana sejalan dengan makin meluasnya kebiasaan minum teh.
Permainan tebak-tebakan daerah tempat asal air yang diminum berkembang di zaman Muromachi. Permainan tebak-tebakan air minum disebut Tōsui dan menjadi populer sebagai judi yang disebut Tōcha. Pada Tōcha, permainan berkembang menjadi tebak-tebakan nama merek teh yang yang diminum.
Pada masa itu, perangkat minum teh dari dinasti Tang dinilai dengan harga tinggi. Kolektor perlu mengeluarkan banyak uang untuk bisa mengumpulkan perangkat minum teh dari Tiongkok. Acara minum teh menjadi populer di kalangan daimyo yang mengadakan upacara minum teh secara mewah menggunakan perangkat minum teh dari Tiongkok. Acara minum teh seperti ini dikenal sebagai Karamono suki dan ditentang oleh nenek moyang ahli minum teh Jepang yang bernama Murata Jukō. Menurut Jukō, minuman keras dan perjudian harus dilarang dari acara minum teh. Acara minum teh juga harus merupakan sarana pertukaran pengalaman spiritual antara pihak tuan rumah dan pihak yang dijamu. Acara minum teh yang diperkenalkan Jukō merupakan asal-usul upacara minum teh aliran Wabicha.
Wabicha dikembangkan oleh seorang pedagang sukses dari kota Sakai bernama Takeno Shōō dan disempurnakan oleh murid (deshi) yang bernama Sen no Rikyū di zaman Azuchi Momoyama. Wabicha ala Rikyū menjadi populer di kalangan samurai dan melahirkan murid-murid terkenal seperti Gamō Ujisato, Hosokawa Tadaoki, Makimura Hyōbu, Seta Kamon, Furuta Shigeteru, Shigeyama Kenmotsu, Takayama Ukon, Rikyū Shichitetsu. Selain itu, dari aliran Wabicha berkembang menjadi aliran-aliran baru yang dipimpin oleh daimyo yang piawai dalam upacara minum teh seperti Kobori Masakazu, Katagiri Sekijū dan Oda Uraku. Sampai saat ini masih ada sebutan Bukesadō untuk upacara minum teh gaya kalangan samurai dan Daimyōcha untuk upacara minum teh gaya daimyō.
Sampai di awal zaman Edo, ahli upacara minum teh sebagian besar terdiri dari kalangan terbatas seperti daimyo dan pedagang yang sangat kaya. Memasuki pertengahan zaman Edo, penduduk kota yang sudah sukses secara ekonomi dan membentuk kalangan menengah atas secara beramai-ramai menjadi peminat upacara minum teh.
Kalangan penduduk kota yang berminat mempelajari upacara minum teh disambut dengan tangan terbuka oleh aliran Sansenke (tiga aliran Senke: Omotesenke, Urasenke dan Mushanokōjisenke) dan pecahan aliran Senke.
Kepopuleran upacara minum teh menyebabkan jumlah murid menjadi semakin banyak sehingga perlu diatur dengan suatu sistem. Iemoto seido adalah peraturan yang lahir dari kebutuhan mengatur hirarki antara guru dan murid dalam seni tradisional Jepang.
Joshinsai (guru generasi ke-7 aliran Omotesenke) dan Yūgensai (guru generasi ke-8 aliran Urasenke) dan murid senior Joshinsai yang bernama Kawakami Fuhaku (Edosenke generasi pertama) kemudian memperkenalkan metode baru belajar upacara minum teh yang disebut Shichijishiki. Upacara minum teh dapat dipelajari oleh banyak murid secara bersama-sama dengan metode Shichijishiki.
Berbagai aliran upacara minum teh berusaha menarik minat semua orang untuk belajar upacara minum teh, sehingga upacara minum teh makin populer di seluruh Jepang. Upacara minum teh yang semakin populer di kalangan rakyat juga berdampak buruk terhadap upacara minum teh yang mulai dilakukan tidak secara serius seperti sedang bermain-main.
Sebagian guru upacara minum teh berusaha mencegah kemunduran dalam upacara minum teh dengan menekankan pentingnya nilai spiritual dalam upacara minum teh. Pada waktu itu, kuil Daitokuji yang merupakan kuil sekte Rinzai berperan penting dalam memperkenalkan nilai spiritual upacara minum teh sekaligus melahirkan prinsip Wakeiseijaku yang berasal dari upacara minum teh aliran Rikyū.
Di akhir Keshogunan Tokugawa, Ii Naosuke menyempurnakan prinsip Ichigo ichie (satu kehidupan satu kesempatan). Pada masa ini, upacara minum teh yang sekarang dikenal sebagai sadō berhasil disempurnakan dengan penambahan prosedur sistematis yang riil seperti otemae (teknik persiapan, penyeduhan, penyajian teh) dan masing-masing aliran menetapkan gaya serta dasar filosofi yang bersifat abstrak.
Memasuki akhir zaman Edo, upacara minum teh yang menggunakan matcha yang disempurnakan kalangan samurai menjadi tidak populer di kalangan masyarakat karena tata krama yang kaku. Masyarakat umumnya menginginkan upacara minum teh yang bisa dinikmati dengan lebih santai. Pada waktu itu, orang mulai menaruh perhatian pada teh sencha yang biasa dinikmati sehari-hari. Upacara minum teh yang menggunakan sencha juga mulai diinginkan orang banyak. Berdasarkan permintaan orang banyak, pendeta Baisaō yang dikenal juga sebagai Kō Yūgai menciptakan aliran upacara minum teh dengan sencha (Senchadō) yang menjadi mapan dan populer di kalangan sastrawan.
Pemerintah feodal yang ada di seluruh Jepang merupakan pengayom berbagai aliran upacara minum teh, sehingga kesulitan keuangan melanda berbagai aliran upacara minum teh setelah pemerintah feodal dibubarkan di awal era Meiji. Hilangnya bantuan finansial dari pemerintah feodal akhirnya digantikan oleh pengusaha sukses seperti Masuda Takashi lalu bertindak sebagai pengayom berbagai aliran upacara minum teh.
Di tahun 1906, pelukis terkenal bernama Okakura Tenshin menerbitkan buku berjudul The Book of Tea di Amerika Serikat. Memasuki awal abad ke-20, istilah sadō atau chadō mulai banyak digunakan bersama-sama dengan istilah cha no yu atau Chanoyu.

~Tujuan
Upacara minum teh (茶道, sadō, chadō?, jalan teh) adalah ritual tradisional Jepang dalam menyajikan teh untuk tamu. Pada zaman dulu disebut chatō (茶の湯?) atau cha no yu. Upacara minum teh yang diadakan di luar ruangan disebut nodate.
Teh disiapkan secara khusus oleh orang yang mendalami seni upacara minum teh dan dinikmati sekelompok tamu di ruangan khusus untuk minum teh yang disebut chashitsu. Tuan rumah juga bertanggung jawab dalam mempersiapkan situasi yang menyenangkan untuk tamu seperti memilih lukisan dinding (kakejiku), bunga (chabana), dan mangkuk keramik yang sesuai dengan musim dan status tamu yang diundang.
Teh bukan cuma dituang dengan air panas dan diminum, tapi sebagai seni dalam arti luas. Upacara minum teh mencerminkan kepribadian dan pengetahuan tuan rumah yang mencakup antara lain tujuan hidup, cara berpikir, agama, apresiasi peralatan upacara minum teh dan cara meletakkan benda seni di dalam ruangan upacara minum teh (chashitsu) dan berbagai pengetahuan seni secara umum yang bergantung pada aliran upacara minum teh yang dianut.
Seni upacara minum teh memerlukan pendalaman selama bertahun-tahun dengan penyempurnaan yang berlangsung seumur hidup. Tamu yang diundang secara formal untuk upacara minum teh juga harus mempelajari tata krama, kebiasaan, basa-basi, etiket meminum teh dan menikmati makanan kecil yang dihidangkan.
Pada umumnya, upacara minum teh menggunakan teh bubuk matcha yang dibuat dari teh hijau yang digiling halus. Upacara minum teh menggunakan matcha disebut matchadō, sedangkan bila menggunakan teh hijau jenis sencha disebut senchadō.
Dalam percakapan sehari-hari di Jepang, upacara minum teh cukup disebut sebagai ocha (teh). Istilah ocha no keiko  bisa berarti belajar mempraktekkan tata krama penyajian teh atau belajar etiket sebagai tamu dalam upacara minum teh.

Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Upacara_minum_teh_%28Jepang%29



Satriyo Adhie. Powered by Blogger.