February 24, 2014

Kabuki

mendengar kata "Kabuki" apa yang kalian pikirkan?
Apa.?! Jiraiya yang di Naruto? hahahaha 
bisa jadi, Kabuki itu sendiri adalah pagelaran teater tradisional dari jepang, dari yang sudah kita lihat para aktornya mengenakan make up yang wah, dan busana yang wah juga. Dari make up nya sepertinya Kabuki ini sendiri merupakan awal mula make up Visual Kei yang lagi nge trend sekarang ini. :P
dari pengenalan singkat, yuk, kita lihat sejarah awal kabuki itu sendiri.:)


Etimologi
Banyak pendapat mengenai asal kata dari Kabuki ini, salah satunya adalah kabusu yang ditulis dengan karakter kanji 歌舞 dengan ditambahkan akhiran す sehingga menjadi kata kerja 歌舞す yang berarti bernyanyi dan menari. Selanjutnya disempurnakan menjadi, kabuki (歌舞伎) yang ditulis dengan tiga karakter kanji, yaitu uta 歌(うた) (lagu), mai 舞(まい) (tarian), dan ki 伎(き) (tehnik).
Selain yang telah dijelaskan diatas, ada juga pendapat lain yang mengatakan bahwa kata kabuki ini berasal dari kata kabuki かぶき, kabuku かぶく, kabukan かぶかん, atau kabuke かぶけ yang ditulis dengan karakter kanji katamuku (傾). Karakter kanji katamuku yang dibaca kabuku ini secara harfiah berarti cenderung, condong, miring atau tidak sama dengan pemikiran umum (Kira-kira sama dengan kata iyou yang ditulis dengan kanji 異様, yang berarti aneh, asing, atau tidak sama dengan keadaan masyarakat disekitarnya pada waktu itu). Kata ini digunakan untuk menyebutkan orang-orang yang cenderung atau condong ke arah duniawi, dan orang-orang yang berpakaian dan bertingkah laku aneh. Pendapat yang mengatakan penamaan kabuki berasal dari kata katamuku ini dikarenakan pada saat kabukipertama kali diperkenalkan oleh Okuni, seorang Miko 巫女 (pendeta wanita) dari daerah Izumo, Okuni memakai kostum laki-laki dengan membawa pedang dan mengenakan aksesoris-aksesoris yang tidak lazim pada zaman tersebut, seperti rosario yang dikenakan di pinggang bukan digantungkan dileher. Ceritanya pun berkisar tentang seorang laki-laki yang pergi bermain-main ke kedai teh untuk minum-minum bersama para wanita penghibur. Hal ini kemudian diasosiasikan dengan kumpulan orang-orang yang berpakaian dan bertingkah-laku aneh serta tidak lazim yang muncul pada saat itu, yang dikenal dengan nama kabukimono カブキモノ.

Setelah melalui beberapa perkembangan akhirnya kabuki ditulis dengan tiga karakter kanji yaitu uta 歌 (lagu), mai 舞 (tarian), dan ki 妓(seniman wanita) yang kemudian karakter kanji ki 妓 diubah menjadi ki 伎, sehingga kabuki ditulis menjadi 歌舞伎(かぶき) yang sekarang ini. Penamaan kabuki dengan menggunakan tiga karakter kanji di atas, dikarenakan tiga karakter di atas dianggap sesuai dengan unsur-unsur yang ada di dalam pertunjukan teater kabuki itu tersebut. Adapun pada awalnya karakter ki, ditulis dengan 妓dikarenakan kabuki pada awalnya lahir dari seorang seniman wanita yang bernama okuni 阿国(おくに) dari kuil Izumo (asal mula nama karakter Okuni Izumono di Samurai Deeper Kyo.) :P

Sejarah

Sejarah kabuki dimulai tahun 1603 dengan pertunjukan dramatari yang dibawakan wanita bernama Okuni di kuilKitano Temmangu, Kyoto. Kemungkinan besar Okuni adalah seorang miko asal kuil Izumo Taisha, tapi mungkin juga seorang kawaramono (sebutan menghina buat orang kasta rendah yang tinggal di tepi sungai). Identitas Okuni yang benar tidak dapat diketahui secara pasti. Tari yang dibawakan Okuni diiringi dengan lagu yang sedang populer. Okuni juga berpakaian mencolok seperti laki-laki dan bertingkah laku tidak wajar seperti orang aneh ("kabukimono"), sehingga lahir suatu bentuk kesenian garda depan (avant garde). Panggung yang dipakai waktu itu adalah panggung NohHanamichi (honhanamichi yang ada di sisi kiri penonton dan karihanamichi yang ada di sisi kanan penonton) di gedung teater Kabuki-za kemungkinan merupakan perkembangan dari Hashigakari (jalan keluar-masuk aktor Noh yang ada di panggung sisi kiri penonton).
Kesenian garda depan yang dibawakan Okuni mendadak sangat populer, sehingga bermunculan banyak sekali kelompok pertunjukan kabuki imitasi. Pertunjukan kabuki yang digelar sekelompok wanita penghibur disebut Onna-kabuki (kabuki wanita), sedangkan kabuki yang dibawakan remaja laki-laki disebut Wakashu-kabuki (kabuki remaja laki-laki). Keshogunan Tokugawa menilai pertunjukan kabuki yang dilakukan kelompok wanita penghibur sudah melanggar batas moral, sehingga pada tahun 1629 kabuki wanita penghibur dilarang dipentaskan. Pertunjukan kabuki laki-laki daun muda juga dilarang pada tahun 1652 karena merupakan bentuk pelacuran terselubung. Pertunjukan Yarō kabuki (野郎歌舞伎 kabuki pria?) yang dibawakan seluruhnya oleh pria dewasa diciptakan sebagai reaksi atas dilarangnya Onna-kabuki dan Wakashu-kabuki. Aktor kabuki yang seluruhnya terdiri dari pria dewasa yang juga memainkan peran sebagai wanita melahirkan "konsep baru" dalam dunia estetika. Kesenian Yarō kabuki terus berkembang di zaman Edo dan berlanjut hingga sekarang.
Dalam perkembangannya, kabuki digolongkan menjadi Kabuki-odori (kabuki tarian) dan Kabuki-geki (kabuki sandiwara). Kabuki-odori dipertunjukkan dari masa kabuki masih dibawakan Okuni hingga di masa kepopuleran Wakashu-kabuki, remaja laki-laki menari diiringi lagu yang sedang populer dan konon ada yang disertai denganakrobat. Selain itu, Kabuki-odori juga bisa berarti pertunjukan yang lebih banyak tarian dan lagu dibandingkan dengan porsi drama yang ditampilkan.
Kabuki-geki merupakan pertunjukan sandiwara yang ditujukan untuk penduduk kota di zaman Edo dan berintikan sandiwara dan tari. Peraturan yang dikeluarkan Keshogunan Edo mewajibkan kelompok kabuki untuk "habis-habisan meniru kyōgen" merupakan salah satu sebab kabuki berubah menjadi pertunjukan sandiwara. Alasannya kabuki yang menampilkan tari sebagai atraksi utama merupakan pelacuran terselubung dan pemerintah harus menjaga moral rakyat. Tema pertunjukan kabuki-geki bisa berupa tokoh sejarah, cerita kehidupan sehari-hari atau kisah peristiwa kejahatan, sehingga kabuki jenis ini juga dikenal sebagai Kabuki kyogen. Kelompok kabuki melakukan apa saja demi memuaskan minat rakyat yang haus hiburan. Kepopuleran kabuki menyebabkan kelompok kabuki bisa memiliki gedung teater khusus kabuki seperti Kabuki-za. Pertunjukan kabuki di gedung khusus memungkinkan pementasan berbagai cerita yang dulunya tidak mungkin dipentaskan.
Di gedung kabuki, cerita yang memerlukan penjelasan tentang berjalannya waktu ditandai dengan pergeseran layar sewaktu terjadi pergantian adegan. Selain itu, di gedung kabuki bisa dibangun bagian panggung bernama hanamichi yang berada melewati di sisi kiri deretan kursi penonton. Hanamichi dilewati aktor kabuki sewaktu muncul dan keluar dari panggung, sehingga dapat menampilan dimensi kedalaman. Kabuki juga berkembang sebagai pertunjukan tiga dimensi dengan berbagai teknik, seperti teknik Séri (bagian panggung yang bisa naik-turun yang memungkinkan aktor muncul perlahan-lahan dari bawah panggung), dan Chūzuri(teknik menggantung aktor dari langit-langit atas panggung untuk menambah dimensi pergerakan ke atas dan ke bawah seperti adegan hantu terbang).
Sampai pertengahan zaman Edo, Kabuki-kyogen kreasi baru banyak diciptakan di daerah Kamigata. Kabuki-kyogen banyak mengambil unsur cerita Ningyo Jōruriyang khas daerah Kamigata. Penulis kabuki asal Edo tidak cuma diam melihat perkembangan pesat kabuki di Kamigata. Tsuruya Namboku banyak menghasilkan banyak karya kreasi baru sekitar zaman zaman Bunka hingga zaman Bunsei. Penulis sandiwara kabuki Kawatake Mokuami juga baru menghasilkan karya-karya barunya di akhir zaman Edo hingga awal zaman Meiji. Sebagai hasilnya, Edo makin berperan sebagai kota budaya dibandingkan Kamigata mulai paruh kedua zaman Edo. Di zaman Edo, Kabuki-kyogen juga disebut sebagai sandiwara (shibai).

Musik Pengiring
Musik pengiring kabuki dibagi berdasarkan arah sumber suara. Musik yang dimainkan di sisi kanan panggung dari arah penonton disebut Gidayūbushi. Takemoto(Chobo) adalah sebutan untuk Gidayūbushi khusus untuk kabuki. Selain itu, musik yang dimainkan di sisi kiri panggung dari arah penonton disebut Geza ongaku, sedangkan musik yang dimainkan di atas panggung disebut Debayashi.

Judul
Judul pertunjukan kabuki disebut Gedai (外題) yang kemungkinan besar berasal dari kata Geidai (芸題 nama pertunjukan). Judul pertunjukan (gedai) biasanya ditulis dalam aksara kanji berjumlah ganjil, misalnya pertunjukan berjudul Musume dōjōji (娘道成寺) (4 aksara kanji) harus ditambah dengan Kyōkanoko (京鹿子)(3 aksara kanji) menjadi 京鹿子娘道成寺 (Kyōkanoko musume dōjōji), supaya bisa menjadi judul yang terdiri dari 7 aksara kanji. Selain judul pertunjukan yang resmi, pertunjukan kabuki sering memiliki judul alias dan keduanya dianggap sebagai judul yang resmi. Pertunjukan berjudul resmi Miyakodori nagare no siranami (都鳥廓白波) dikenal dengan judul lain Shinobu no Sōda (忍ぶの惣太
). Pertunjukan berjudul Hachiman matsuri yomiya no nigiwai (八幡祭小望月賑) juga dikenal sebagai Chijimiya Shinsuke (縮屋新助). Judul pertunjukan yang harus ditulis dalam aksara kanji berjumlah ganjil menyebabkan judul sering ditulis dengan cara penulisanateji, akibatnya orang sering mendapat kesulitan membaca judul pertunjukan kabuki.

Sejarah sejak Jaman Meiji
Kepopuleran kabuki tetap tidak tergoyahkan sejak zaman Meiji, tapi sering menerima kritik. Di antaranya kalangan intelektual menganggap isi cerita kabuki tidak sesuai untuk dipertunjukkan di negara orang beradab. Kalangan di dalam dan luar lingkungan kabuki juga menuntut pembaruan di dalam kabuki, sehingga mau tidak mau dunia showbiz kabuki harus diubah sesuai tuntutan zaman. Kritik terhadap kabuki mengatakan banyak unsur dalam kabuki yang sebenarnya tidak pantas dimasukkan ke dalam drama kabuki, misalnya: alur cerita yang tidak masuk akal, tema cerita yang kuno atau berbau feodal, dan trik panggung yang sekadar untuk membuat penonton takjub, seperti adegan aktor bisa "terbang" atau berganti kostum dalam sekejap.
Akibat kritik yang diterima, dunia showbiz kabuki sejak zaman Meiji berusaha mengadakan gerakan pembaruan dalam berbagai aspek teater kabuki. Gerakan pembaruan yang disebut Engeki Kairyō Undō juga melibatkan pemerintah Meiji yang memang bermaksud mengontrol pertunjukan kabuki. Pemerintah Meiji bercita-cita menciptakan pertunjukan teater yang pantas dan bisa dinikmati kalangan menengah dan kalangan atas suatu "masyarakat yang bermoral". Salah satu hasil gerakan pembaruan kabuki adalah dibukanya gedung Kabuki-za sebagai tempat pementasan kabuki. Selain itu, pembaruan juga melahirkan genre baru teater kabuki yang disebut Shimpa.
Karya kabuki yang diciptakan di tengah gerakan pembaruan disebut Shin-kabuki, dengan karya-karya baru banyak bermunculan hingga di awal zaman Showa. Penggemar kabuki biasanya tidak menyukai sebagian besar karya kabuki yang mendapat pengaruh gerakan pembaruan dan dipentaskan sebagai Shin-kabuki. Penggemar Shin-kabuki cuma penulis terkenal seperti Tsubouchi ShoyoOsanai Kaoru, dan Okamoto Kido yang begita suka hingga menulis naskah baru untuk kabuki. Sampai sekarang, karya-karya yang tergolong ke dalam Shin-kabuki yang tidak disukai penggemar hampir tidak pernah dipentaskan.
Setelah Perang Dunia II, orang Jepang akhirnya mulai menyadari pentingnya bentuk kesenian kabuki yang asli. Pada tahun 1965, pemerintah Jepang menunjuk kabuki sebagai warisan agung budaya nonbendawi dan pemerintah membangun Teater Nasional Jepang di Tokyo yang di antaranya digunakan untuk pentas kabuki.
Selain itu, Ichikawa Ennosuke III berusaha menghidupkan kembali naskah-naskah kabuki lama yang sudah jarang dipentaskan. Naskah kabuki yang jarang dipentaskan dan dihidupkan kembali oleh Ichikawa Ennosuke III dikenal sebagai Fukkatsu-kyōgen (kyogen yang dihidupkan kembali). Kabuki yang dipentaskan Ichikawa Ennosuke III disebut Supa-kabuki (kabuki super), karena Ennosuke mencoba teknik pementasan lebih berani dengan menghidupkan kembali trik panggung (kérén) yang dulunya pernah dianggap selera rendah oleh banyak orang. Belakangan ini, pertunjukan kabuki juga sering menampilkan dramawan dansutradara teater di luar lingkungan kabuki sebagai sutradara tamu.
Pementasan kabuki di zaman sekarang sudah sangat berbeda dengan pementasan kabuki di zaman Edo. Kelompok kabuki berusaha memodernisasi pertunjukan sekaligus memelihara tradisi pementasan. Kabuki sekarang sudah dianggap sebagai seni pertunjukan tradisional yang sesuai dengan kemajuan zaman.
February 22, 2014

20 lagu terbaik L'Arc~en~Ciel versi, saya. :D


bosen semaleman bengong liatin sosial media, yang tanpa notif (maklum jomblo, eaaa curhat) yaudah nulis nulis aja.^^
mau bagiin deh, 20 lagu terbaik L'Arc~en~Ciel versi saya sendiri.heheheheh
karena emang fans nya juga, makanya mau berbagi juga. :P
sebenernya 20 lagu yang ada cuma mewakili aja sih, gak ada diskriminasi (?) yak.hehehhehe
langsung aja yak, kita itung mundur dari 20.^^


20. Hitomi ni Utsuru mono (1994, Tierra)
(lagu pengantar tidur nih, cuma suara piano aja yang muncul lumayan buat obat penenang kalo susah tidur.)

19. Nemuri ni Yosete (1994, Tierra)

18. Tsuioku no Joukei (Demo, Dune "Re-Arrangement" 1992, 1993)

17. All Years Around Falling in Love (Real, 2000)

16. Shinsoku ~Lose Control~ (Ray, 1999)

15. Dune (Dune, 1993)

14. Killing Me (Awake, 2005)

13. Ophelia (Awake, 2005)

12. Seppun (Smile, 2004)

11. White Feather (Tierra, 1994)

10. Link (Kiss, 2007)

09. Coming Closer (Smile, 2004)

08. Driver's High (Ark, 1999)

07. Lover Boy (Smile, 2004)

06. The Nephentes (Real, 2000)

05. Honey (Ray, 1999)

04. My Heart Draw a Dreams (Kiss, 2007)

03. The Black Rose (Kiss, 2007)

02. Jiyuu e no Shoutai (Awake, 2005)

hmm, yang pertama itu kayaknya emang bener-bener doyan banget nih sama lagu ini. pertama kali denger lagu ini, dari anime Rurouni Kenshin (Samurai X)
:p

01. The 4Th Avenue Cafe (True, 1996)

Untuk My heart Draw a Dream saya kasih yang spesial, live in jakarta. ^_^
ada yang saya kasih link MV, ada yang live, soalnya di youtube sendiri video-video L'Arc~ udah pada di apusin.
>.<



February 13, 2014

Super Sonico

meski udah lama, tapi saya baru denger sekarang-sekarang nih. -_-
dari postingan fanspage di jeajring sosial, ada yang bahas Super Sonico. saya penasaran, dan ketika di buka.
WAA...!
hahahahha
sebenernya Super Sonico apa sih, lebih tepatnya Siapa sih?

dari yang didenger, dia ini adalah maskot dari acara musik tahunan nama festivalnya kalo ga salah Nitro Super Sonico yang di adain sama Perusahaan Nitroplus. Nitroplus sendiri adalah Developer Software, terkenal atau gak nya sih belom tau ya.heheeh
Dari awal kemunculannya pada tanggal 14 Oktober 2006 aja udah banyak menarik minat yang lain, terutama para cowok ya. karena... ya kalian bisa liat deh alasannya. :D saya juga termasuk kedalam nya. dia juga merupakan bagian dari media franchise yang mencakup berbagai produk musik, manga, komputer dan video game, dan serial televisi anime oleh white fox yang mulai ditayangkan mulai tanggal 6 Januari 2014.

Karena Sonico sendiri adalah karakter fiksi, pastinya dia punya pencipta dong, Sonico sendiri di ciptain oleh Tsuji Sanada dari Nitroplus.

Penggambaran Sonico itu digambarkan sebagai gadis imut, gadis berdada besar, dengan rambut berwarna Pink, menggunakan Headphone yang ada tanda tangannya. peran asli dari Sonico ini adalah seorang Idol Gravure, meski banyak lho yang menggambarkan Sonico dengan gaya seniman itu sendiri.

selain sebagai Idol Gravure, Sonico digambarkan sebagai seorang mahasiswi, musisi (band), yang umurnya digambarkan sekitar 18-19 tahunan, dan merupakan vokalis dan gitaris dari band fiksi Pertama Cosmic Velocity (第一宇宙 Daiichi Uchu Sokudo  );yang anggota lain dari band ini adalah bassis Suzu Fujimi (富士见铃  ) dan drummer Fuuri Watanuki (綿抜フウリ ), kedua karakter berasal dari Axanael , tahun 2010 eroge (wow) oleh Nitroplus. 
Sonico disuarakan oleh Ayano Yamamoto dalam permainan dan 2014 televisi anime.
ada game dari Sonico itu sendiri lho, kalian bisa klik Link ini

heheh, maaf ya jika infonya kurang.
maklum, bingung mau ngapain. :P



Satriyo Adhie. Powered by Blogger.