October 24, 2012

Tata bahasa Indonesia pada masa sekarang ini

 ~Indonesia sebagai pusatnya budaya.

          Indonesia dikenal dengan juga dengan negara penuh warna dimana ada banyak budaya, makanan khas daerah, pakaian adat, juga bahasa. Banyak sekali bahasa di Indonesia kita ini. Namun seiring berkembangnya zaman, Bahasa indonesia kita ini banyak terkikis oleh bahasa luar, bahasa gaul anak muda (Bahasa Prokem)  pada sekarang ini pun banyak mendomisili di negara kita ini.

         Beberapa contoh bahasa Indonesia yang telah ditelan oleh bahasa anak muda sekarang ini seperti "aku" berubah menjadi "gue", kamu " menjadi "loe (dibaca lu)". Miris memang melihat keadaan kita yang seperti ini. Ada lagi yang mungkin sedang sangat amat nge-tren di kalangan anak muda sekarang kata "Ciyus, mi apah" yang artinya serius, demi apa?

           Namun apa yang salah dari masalah diatas ? Peran orang tua sangat membantu menanggulangi masalah budaya dalam berbahasa disini. Mereka harus tegas dalam menerapkan budaya berbahasa Indonesia yang benar untuk anak-anak mereka.

Maka dari itu, untuk menjaga kelestarian dan kemurnian bahasa Indonesia, perlu adanya kerja sama antara rakyat serta pemimpin bangsa Indonesia ini. Jadi sebaiknya mulai sekarang mari kita membiasakan diri untuk menggunakan bahasa Indonesia menjadi bahasa sehari-hari yang dipakai. Jika kita bangga terhadap bangsa Indonesia, pasti kita juga bangga terhadap bahasa yang mempersatukan kita, yaitu bahasa Indonesia. Mari lestarikan bahasa Indonesia di negeri tercinta ini. Jangan takut menjadi anak muda yang tidak gaul karena menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa sehari-hari, melainkan jadilah sosok anak muda yang bisa menjadi inspirasi bagi anak muda lainnya untuk mulai mencintai bahasa Indonesia. Melalui bahasa Indonesia kita bisa menciptakan beragam karya seni apapun yang dapat dimengerti oleh semua kalangan masyarakat Indonesia, baik dari yang usianya masih muda maupun yang sudah tua.


~Contoh Bahasa Gaul anak muda sekarang :

Bahasa Indonesia Bahasa prokem (informal)

Aku, saya : Gue, gua (ditulis pula gw)
Kamu : Lu, lo (ditulis pula lw)
Penatlah! : Capek deh!
Benarkah? : Emangnya bener?
Tidak : Enggak
Tidak peduli : Emang gue pikirin!
Norak/Udik : Kamseupay

Deh/ dah

Deh/ dah asalnya dari kata sudah yang diucapkan singkar menjadi deh/dah atau udah. Namun dalam konteks berikut, deh/dah ini sebagai penekanan atas pernyataan.

  • Bagaimana kalau ...

Coba dulu deh. (tidak menggunakan intonasi pertanyaan) - Bagaimana kalau dicoba dahulu?
Besok pagi aja deh. - Bagaimana kalau besok pagi saja?

  • Saya mau ...

Lagi deh. - Saya mau lagi.
Yang biru itu deh. - Saya mau yang biru itu saja.
Aku pergi deh. - Saya mau pergi dahulu.

Partikel ini tidak dapat dipakai di awal kalimat lengkap atau berdiri sendiri.

Dong


Partikel dong digunakan sebagai penegas yang halus atau kasar pada suatu pernyataan yang akan diperbuat.

  • Tentu saja ...

Sudah pasti dong. - Sudah pasti / Tentu saja.
Mau yang itu dong - Tentu saja saya mau yang itu.

  • Kata perintah atau larangan yang sedikit kasar / seruan larangan.

Maju dong! - Tolong maju, Pak/Bu.
Pelan-pelan dong! - Pelan-pelan saja, Kak/Dik.

Partikel ini tidak dapat dipakai di awal kalimat lengkap atau berdiri sendiri.

Eh


  • Pengganti subjek, sebutan untuk orang kedua.
    • Eh, namamu siapa? - Bung, namamu siapa?
    • Eh, ke sini sebentar. - Pak/Bu, ke sini sebentar.
    • Ke sini sebentar, eh. - Ke sini sebentar, Bung.
  • Membetulkan perkataan sebelumnya yang salah.
    • Dua ratus, eh, tiga ratus. - Dua ratus, bukan, tiga ratus.
    • Biru, eh, kalau tidak salah hijau. - Biru, bukan, kalau tidak salah hijau.
  • Mengganti topik pembicaraan
    • Eh, kamu tahu tidak ... - Omong-omong, kamu tahu tidak ...
    • Eh, jangan-jangan ... - Hmm... jangan-jangan ...
  • Berdiri sendiri: menyatakan keragu-raguan
    • Eh...

Selain 'eh' sebagai sebutan untuk orang kedua, partikel ini biasanya tidak dapat dipakai di akhir kalimat lengkap.

Kan


  • Kependekan dari 'bukan', dipakai untuk meminta pendapat/penyetujuan orang lain (pertanyaan).

Bagus kan? - Bagus bukan?
Kan kamu yang bilang? - Bukankah kamu yang bilang demikian?
Dia kan sebenarnya baik. - Dia sebenarnya orang baik, bukan?

  • Jika dirangkai dalam bentuk "kan ... sudah ..." menyatakan suatu sebab yang pasti (pernyataan).

Kan aku sudah belajar. - Jangan khawatir, aku sudah belajar.
Dia kan sudah sabuk hitam. - Tidakkah kamu tahu bahwa dia sudah (memiliki tingkatan) sabuk hitam.

  • Berdiri sendiri: menyatakan dengan nada kemenangan "Lihatlah, bukankah aku sudah bilang demikian"

Kan...

Kok


  • Kata tanya pengganti 'Kenapa (kamu)'

Kok kamu terlambat? - Kenapa kamu terlambat?
Kok diam saja? - Kenapa kamu diam saja?
Kok dia mukanya masam? - Kenapa dia mukanya masam?
Kok aku tidak percaya kamu? - Kenapa aku tidak dapat mempercayaimu?

  • Memberi penekanan atas kebenaran pernyataan yang dibuat.

Saya dari tadi di sini kok. - Saya mengatakan dengan jujur bahwa dari tadi saya ada di sini.
Dia tidak mencurinya kok. - Saya yakin bahwa dia tidak mencurinya.

  • Berdiri sendiri: menyatakan keheranan yang tidak dapat diungkapkan dengan kata-kata

Kok???

Lho/Loh


  • Kata seru yang menyatakan keterkejutan. Bisa digabung dengan kata tanya. Tergantung intonasi yang digunakan, partikel ini dapat mencerminkan bermacam-macam ekspresi.

Lho, kok kamu terlambat? - Kenapa kamu terlambat? (dengan ekspresi heran)
Loh, apa-apaan ini! - Apa yang terjadi di sini? (pertanyaan retorik dengan ekspresi terkejut/marah)
Lho, aku kan belum tahu? - Aku sebenarnya belum tahu. (dengan ekspresi tidak bersalah)
Loh, kenapa dia di sini? - Kenapa dia ada di sini? (dengan ekspresi terkejut)

  • Kata informatif, untuk memastikan / menekankan suatu hal.

Begitu lho caranya. - Begitulah caranya.
Nanti kamu kedinginan loh. - Nanti kamu akan kedinginan (kalau tidak menggunakan jaket, misalnya).
Aku mau ikut lho. - Aku mau ikut, tahu tidak?. 
Ingat loh kalau besok libur. - Tolong diingat-ingat kalau besok libur.
Jangan bermain api lho, nanti terbakar. - Ingat, jangan bermain api atau nanti akan terbakar.



  • Berdiri sendiri: menyatakan keheranan yang tidak dapat diungkapkan dengan kata-kata
    Lho???

    Ada juga sebutan untuk seseorang/kelompok yang terlihat kampungan atau Norak di sebut juga "ALAY" atau
    singkatan dari Anak Layangan, yaitu orang-orang kampung yang bergaya norak. Alay sering diidentikkan dengan hal-hal yang norak dan narsis.


    Contoh lain bahasa gaul dapat dilihat di Link dibawah ini :
    http://www.youtube.com/watch?v=5UxocQaBTaQ


    Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_prokem_Indonesia

0 Ocehan:

Post a Comment

Silahkan Berkomentar disini.
berkomentar lah yang baik dan sopan. Terimakasih. ^_^

Satriyo Adhie. Powered by Blogger.